Laman

Jumat, 28 Desember 2012

Seperti apa anda mengukir Sejarah??


Mati adalah awal kehidupan. Hidup adalah pangkal kematian. Hidup dan mati, datang silih berganti, tidak ada yang kekal abadi. Itulah hukum alam yang hakiki. Oleh sebab itu, jangan takut mati, jangan mencari mati. Selama hidup, lebih baik bersegeralah perbanyak kebaikan, syukuri diri dalam keadaan apapun, dan tahu diri di manapun. Bebas, lepas, tidak terikat dan melekat, cerah ceria, berpikir optimis dan positif setiap saat, insyaallah hidup senang, mati tenang. :-)

////////////////////////////////////////

Kisah Nyata...


Pagi itu seorang pria menjalani rutinitasnya seperti biasa. Sebagai seseorang yang mempunyai relasi luas dan sibuk, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca kolom pengumuman termasuk juga kolom berita kematian. Tiba-tiba matanya membaca sebuah berita, berita yang sangat mengejutkan dan membuat bulu kuduknya merinding. Ia sedang membaca berita kematiannya sendiri. Pria ini terhenyak, ia lalu bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia masih hidup? Apakah saat ini ia ada di dunia atau di alam baka? Saat ia menyadari bahwa ada sebuah kesalahan dalam berita ini, mungkin karena memiliki nama yang sama, pastilah redaksi koran ini telah melakukan kesalahan. Namun karena rasa penasaran ia pun melanjutkan membaca berita tersebut. Ia ingin tahu apa tanggapan orang mengenai dirinya.


Dalam artikel itu ia disebut dengan panggilan 'raja dinamit' telah wafat. Pada bagian lain ia juga disebut sebagai 'partner dewa kematian'. Ia terkejut bukan kepalang, apakah seperti ini dirinya akan dikenang oleh orang-orang? Kejadian ini membuka pikirannya, ia lalu memutuskan bahwa ia tidak ingin dikenang seperti itu. Ia bertekad mulai saat itu juga ia akan berjuang demi kedamaian dan kemanusiaan. Begitulah akhirnya, pria yang bernama Alfred Nobel ini dengan tekadnya ia berusaha hingga pada akhirnya namanya diabadikan dalam hadiah perdamaian--yaitu Nobel Prizes.

Bagaimana dengan Anda? Seperti apa Anda ingin dikenang oleh orang-orang yang Anda tinggalkan? Warisan apa yang akan Anda sumbangsihkan demi mashlahat umat banyak? Apakah orang-orang akan mengingat Anda dengan penuh cinta dan rasa hormat? Mari kita bersegera lakukan sebanyak kebaikanmulai hari ini, detik ini, saat ini juga.

Penulis,
Anne Ahira

Kisah Tukang Kayu


Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya. Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa. Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya. Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!" Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan. 
Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana. Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu. Masa depanmu adalalah hasil dari keputusanmu saat ini.


Penulis,
Anne Ahira

Bersikap Terbuka dan selalu Tampak Gembira


"Jadilah orang yang gembira. Jangan memikirkan kegagalan hari ini, tapi pikirkan sukses yang mungkin datang 
di hari esok. Anda bisa jadi mendapatkan tugas yang sulit, tapi Anda akan sukses jika tekun dan gigih, dan merasakan kesenangan dalam mengatasi hambatan. Ingatlah, tidak ada hal yang sia-sia untuk meraih sesuatu yang indah"  -Helen Keller


Perilaku dan kebiasaan yang kita tunjukkan sehari-hari akan menentukan ke mana kita akan berada nantinya. Orang yang selalu tertutup dan tidak pernah merasa gembira dalam hidupnya, maka ia adalah orang yang paling malang. Bukanlah mobil mewah, uang banyak, jabatan tinggi dan kecantikan yang membuat seseorang bahagia.  Kebahagiaan, kegembiraan dan keceriaan, semua itu datang dari dalam diri, dan hati kita masing-masing.

Bersikap terbukalah pada orang lain, maka mereka akan lebih menghargai kita. Berpikirlah selalu positif, maka itu akan membuat kita menjadi lebih rileks dan jauh dari khawatir. Tebarkan senyuman, dan ramah pada setiap orang, itu akan mencerminkan pribadi yang kita miliki. 

Penulis,
Anne Ahira

Manusia Terindah adalah,,


Kehidupan adalah panggung sandiwara, dan sandiwara itu sepenuhnya menceritakan tentang kehidupan umat manusia. Maka sepanjang jalan kehidupan kita, jangan pernah melakukan perbuatan jahat, atau melakoni peran yang
konyol!

"Kesuksesan hidup tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda dapatkan atau raih demi diri sendiri. Kesuksesan hidup berhubungan dengan apa yang Anda lakukan pada sesama (untuk orang lain)" - Danny Thomas


Dalam hidup, orang tak akan peduli berapa banyak yang kita tahu, hingga mereka tahu berapa banyak kita peduli kepada mereka. Oleh sebab itu kita sering mendengar bahwa manusia terindah adalah manusia yang bermanfaat untuk saudaranya, dan orang lain. 

Seorang ulama mengatakan: 
"Janganlah engkau menunggu kaya  untuk bersedekah, tapi bersedekahlah sekarang juga, maka engkau akan 
semakin kaya. Sumbangkanlah setiap kebaikan, berikanlah setiap kasih sayang, tunjukkanlah keakraban, bantulah mereka yang memerlukan"


 mari kita belajar memberi 
manfaat untuk orang lain... sebelum 
diminta!


Penulis,
Anne Ahira

Melangkah dari Masa Lalu


Jika Anda mengalami trauma pada masa lalu yang begitu membekas. Trauma ini lantas Anda gunakan sebagai 'kambing hitam' atas keterpurukan Anda saat ini.  Anda terus terikat dengannya, meski itu menyakitkan. Bila Anda tak bisa lepas dari trauma, maka coba tanyakanlah hal ini pada diri Anda:


"Berapa banyak luka lagi yang akan 
saya biarkan diderita oleh diri saya 
sendiri? Apakah trauma ini pantas 
menghancurkan seluruh sisa hidup 
saya? Siapa yang berkuasa disini, 
diri saya--ataukah trauma?"


Perhatikanlah daun-daun yang mati dan berguguran dari pohon, ia sebenarnya memberikan hidup baru pada pohon.
Bahkan sel-sel dalam tubuh kita pun selalu memperbaharui diri. Segala sesuatu di alam ini memberikan jalan kepada kehidupan yang baru dan membuang yang lama. Satu-satunya yang 
menghalangi kita untuk melangkah dari 
masa lalu adalah pikiran kita 
sendiri.


Beban berat masa lalu, dibawa dari hari ke hari. Berubah menjadi ketakutan dan kecemasan, yang kemudian pada akhirnya akan menghancurkan hidup Anda sendiri.

Ingatlah hanya seorang pemenanglah 
yang bisa melihat potensi, sementara 
seorang pecundang sibuk mengingat
masa lalu. Bila kita sibuk menghabiskan waktu 
dan energi kita memikirkan masa lalu 
dan mengkhawatirkan masa depan, maka 
kita tidak memiliki hari ini untuk 
disyukuri.


Saat kita merasa sedih dan putus asa, atau bahkan menderita, coba renungkan keadaan di sekitar kita. Barangkali masih banyak yang lebih parah dibandingkan kita? Tetaplah tegar dan percaya diri, berpikir positif dan optimis, 
berjuang terus, dan pantang mundur.



Penulis,
Anne Ahira